Minggu, 20 Februari 2011

TEORI CHROMA DAN MATRIK TV WARNA

Sebaiknya kita tinjau dulu
sedikit informasi tentang jenis
sinyal video yang sering
ditemukan, antara lain :

1. CVBS (composite video
baseband signal), sinyal ini
yang paling banyak ditemukan
pada perangkat AV misalnya
TV dan DVD player. Di dalam
sinyal video analog ini terdiri
dari sinyal sinkronisasi,
luminance/brightness dan
color hanya dengan satu kabel
saja. Umumnya menggunakan
colokan RCA dengan warna
kuning.

2. S-Video (separate video),
menggunakan 2 kabel yang
masing-masing membawa
sinyal luminance (Y) dan
chroma (C). Sering disebut
juga sebagai sinyal Y/C.

3. Component Video, terdiri
dari beberapa sinyal yang
terpisah, umumnya terdiri dari
3 kabel. Jenis format ini
merupakan yang terbaik
karena masing-masing sinyal
benar-benar terpisah. Pada
sistem TV umumnya terdiri
dari sinyal Y, sinyal R-Y
(merah dikurangi Y) dan B-Y
(biru dikurangi Y). Selisih
pengurangan tersebut yang
berisi warna sesungguhnya
dari gambar yang ditampilkan.
Contoh lain jenis Component
Video adalah Y, Pr, Pb yang
merupakan pengembangan
dari Y, R-Y, B-Y di atas.
Chrominance dan Matrix
Di dalam sinyal video CVBS
yang diproses terdiri dari
sinyal sinkronisasi, sinyal
luminance (brightness) dan
sinyal color/warna. Masing-
masing saling berhubungan
dan tersinkronisasi. Sinyal
sinkronisasi digunakan sebagai
pemandu/pengunci osilator-
osilator jungle (vertikal dan
horisontal), sinyal luminance
(Y) berfungsi mengeset
kuantitas elektron/brightness
(terang-tidaknya gambar) dan
sinyal warna (color/chroma)
yang berisi elemen-elemen
warna. Sinyal chroma terdiri
dari beberapa sinyal warna
dengan kuantitas warna yang
ditentukan oleh besar level
saturation, semakin tinggi
levelnya semakin banyak
warna yang dihasilkan/
didekoder. Sinyal-sinyal warna
yang telah terdeteksi dan
terdekoder tersebut akan
dicampur dengan sinyal
luminance (Y) oleh blok
matrik guna menghasilkan
warna-warna yang
ditampilkan (secara mudahnya
dapat dikatakan sebagai
peracik dari 3 warna RGB
menjadi warna yang full
color).

Pada sistem TV, sinyal CVBS
yang masuk dipecah menjadi
dua sinyal dengan melalui
filter, salah satu menuju ke
bagian pemisah sinkronisasi
guna menghasilkan
sinkronisasi vertikal dan
horisontal, satunya lagi
menuju ke blok chroma. Sinyal
chroma yang sudah terfiltrasi
tersebut dideteksi oleh blok
chroma berfungsi sebagai
penentu format warnanya.
PAL dan NTSC merupakan
contoh dari jenis format video,
termasuk jenis warnanya.
Blok chrominance dilengkapi
dengan kristal yang berfungsi
sebagai penghasil pulsa yang
digunakan sebagai proses
pendeteksian warna. Deteksi
ini dilakukan secara otomatis,
jika terdapat 2 kristal
(misalnya 3,579 dan 4,43MHz)
maka secara otomatis kristal
tersebut terpilih berdasarkan
sinyal chrominance yang
masuk. Setelah terpilih, kristal
berikut Delay-Line akan
menguraikan elemen-elemen
warna dalam sinyal chroma
tersebut.

Sinyal-sinyal hasil proses
deteksi delay-line tersebut
dicampur dengan sinyal Y
(luminance) dengan tujuan
untuk mengeset tingkat level/
kekuatan masing-masing
warna yang telah terdeteksi
berdasarkan sinyal luminance.
Karena matrik berfungsi
sebagai pencampur, maka
dimungkinkan untuk
‘menyisipkan’ sinyal warna
eksternal pada jalur
outputnya, misalnya sinyal
OSD. Selain itu, blok matrik
juga berfungsi sebagai
pengatur kecerahan
(brightness), kontras, level
warna, sharpness, clamp dan
pengatur gambar secara
umum.

Yang perlu diketahui, level
warna dan jumlah warna
adalah berbeda
pengertiannya. Level warna
adalah tingkat terang-
tidaknya hanya satu warna,
sedangkan jumlah warna
adalah jumlah satuan/nama
warna yang ditampilkan.
Jumlah warna diatur oleh
kontrol saturasi, sedangkan
level warna dikontrol oleh
color control. Meski berbeda,
2 kontrol tersebut
berhubungan erat dengan
kontrol brightness.
Kontras atau beda warna,
semakin tinggi pengaturan
kontras, semakin sedikit
jumlah warna yang akan
ditampilkan di layar, karena
pada dasarnya kontras akan
memotong warna-warna yang
jauh dari warna primer.

Prosedur pemotongannya
dengan mengatur tingkat
pemadaman gambar (black
level) secara seragam.
Umumnya black levelling
diatur secara otomatis oleh
sistem pengatur arus katoda
(IK detector), kebalikannya
adalah pengatur ABL
(automatic blanking limiter).
RGB Amplifier
Output dari sistem matrik
terdiri dari sinyal R, G dan B
kemudian dikuatkan oleh
penguat RGB yang mengatur
jumlah elektron pada masing-
masing katoda dalam tabung
gambar (CRT). Elektron-
elektron ini akan
ditembakkan/dilukiskan pada
lapisan fluor pada layar
tabung secara horisontal oleh
yoke horisontal.

Secara fisik blok ini pada
umumnya terdapat pada ujung
belakang dan terdapat soket
untuk kaki-kaki CRT. Penguat
yang dipakai menggunakan
transistor berkecepatan tinggi
dengan kemampuan tegangan
kerja yang tinggi. Transistor-
transistor ini harus mampu
mengolah/menswitch
tegangan katoda yang secara
umum berkisar 160 hingga
200V. Semakin rendah
tegangan katoda, berarti
semakin rendah beda
potensial antara katoda dan
anoda tabung, sehingga
semakin banyak elektron yang
akan ditembakkan.

Selain menguatkan tegangan
RGB yang berasal dari matrik,
blok RGB output juga
menghasilkan tegangan arus
katoda, yaitu tegangan yang
berbanding lurus terhadap
tingkat terangnya gambar
(semakin terang semakin
tinggi tegangannya). Arus ini
disensor dan dikerjakan dalam
level tertentu, arus ini juga
yang mengatur level output
RGB dari blok matrik secara
otomatis.

Bagaimana Jika

1. Hanya sinyal Y saja,
keadaan ini menyebabkan
gambar yang ditampilkan
berupa gambar hitam-putih
(grey). Pada sistem tv hitam
putih, televisi hanya
memproses dan menampilkan
sinyal Y ini hingga ke CRT.

2. Hanya sinyal C saja, gambar
tidak mungkin tercetak,
karena sinyal sinkronisasi dan
informasi kuantitas elektron
terdapat pada sinyal Y.

3. Kristal terganggu,
akibatnya warna tidak dapat
diuraikan sehingga perangkat
TV hanya menampilkan sinyal
Y saja hasil dari matrik.
Contoh Skema
Sinyal CVBS masukan
bersumber dari switch video
internal, kemudian sinyal
video ini difilter guna
mengambil elemen chroma
dan elemen luminance (Y).
Sinyal luminance langsung
dihubungkan ke bagian matrik
dalam IC.

Elemen chroma (sebut saja
sinyal chroma), dimasukkan
ke blok detektor guna
mengurai warna-warna yang
terdapat di dalamnya. Kristal-
kristal pada rangkaian
tersebut menghasilkan
frekuensi yang digunakan
sebagai pendekoder/pengurai
warna-warna tersebut. IC
secara otomatis mengunci dan
memilih salah satu kristal
berdasarkan format sinyal
chroma. Misalnya terdeteksi
PAL 4.43, maka kristal
tersebut yang akan terpilih.
Penguncian ini membutuhkan
loop detektor karena
bersistem PLL. Pin36
(loop_det) berfungsi sebagai
pembanding fasa antara sinyal
chroma masukan dengan
frekuensi dari 2 kristal
tersebut.

Hasil
pembandingannya, akan
disinkronkan dengan pulsa
FBT (FBISCO) guna
memastikan bahwa frekuensi
horisontal tepat sehingga
lokasi/kordinat pembuatan
titik warna tidak melenceng.
Warna-warna hasil dekoding
terdiri dari sinyal Y, R-Y (U)
dan B-Y (V) atau sinyal YUV.
Sinyal-sinyal tersebut
kemudian diproses tingkat
kecerahan, ketajaman, level
dan kontrasnya yang akhirnya
menghasilkan sinyal R, G dan
B. Selama pemrosesan sinyal
RGB, sinyal RGB eksternal
dapat disisipkan dengan
memberi perintah kepada
blok matrik untuk mencuplik
sinyal pada pin RGBIN (fast
blanking) guna mengambil
sinyal pada pin masukan R, G
dan B eksternal yang
difungsikan sebagai masukan
OSD.

Tingkat kontrasnya gambar
disesuaikan dengan arus
katoda dan nilai tegangan ABL
tertentu secara otomatis. Jika
arus katoda berlebihan atau
nilai ABL mencapai
ambangnya, maka output
sinyal RGB akan segera
dikurangi bahkan hingga
dipadamkan. Fasilitas
pengaturan ini secara praktis
diset melalui bus data I2C
melalui pin SDA dan SCL oleh
IC program.

Ketika tabung CRT dimatikan,
tegangan yang masih ngendon
di dalam tabung dapat
dihilangkan dengan cepat
dengan memberi tegangan
kejut sesaat pada masing-
masing input RGB pada blok
penguat RGB sesaat setelah
sinyal RGB tidak ada/hilang.
Metode ini sering disebut
sebagai CRT discharging yang
sering ditemukan pada
rangkaian TV saat ini

troble shooting tv sharp

troble shooting tv sharp
sharp mati total
Untuk TV sharp 14" type 14q25mkII kerusakan mati total disebabkan oleh bagian power supply yang tidak menghasilkan tegangan. Dengan ciri-ciri tegangan tidak ada sama sekali, sikring tidak putus dan STR masih bagus. Power supply untuk TV sharp jenis ini menggunakan regulator STR G5653.

Kalau menemukan kasus seperti ini untuk TV sharp type diatas tadi bisa mencoba dengan mengganti Resistor di R707. Nilai resitornya adalah 470 K. Resistor ini berfungsi sebagai pembatas arus untuk menyuplai ke triger STR G5653. Resistor ini rusak ditandai dengan nilai hambatan menjadi sangat tinggi sehingga tidak ada arus untuk triger STR. Dengan mengganti resitor ini tegangan atau arus ke triger STR kembali normal


sharp protect
Untuk service kerusakan TV Sharp dengan kondisi protec, bang Zic memberikan solusinya sebagai berikut:
Pertama anda harus bersihkan dulu mainboardnya dengan sikat atau kuas yg dipotong sekitar 2cm,untuk melihat dan memastikan adanya titik solder yg tidak baik,karena titik solder yg kendur akan tergerak dan dapat anda lihat dengan jelas.Gunakan cairan thinner high gloss ( berkualitas bagus dan cepat kering ) untuk membersihkan kotor atau noda pada mainboard.Setelah bersih,periksa semua titik solder di bagian : Vertikal-Regulator/power supply-Flyback. Blok ini adalah yang paling sering terjadi kerusakan titik solder karena panas yang ditimbulkannya.terutama periksa solderan pada bagian kaki IC vertikal dan resistornya.
Ganti IC vertikal jika memang anda yakin rusak atau juga di tandai dengan berubahnya warna resistor vertikal.kerjakan dengan teliti.
Coba nyalakan pesawat TV dan perhatikan,jika masih tidak mau start secara normal ,ikuti langkah berikut ini:
Jika nyala led berwarna merah ke hijau dan berhenti menjadi kuning,kerusakan terjadi pada IC memory (24c04-24c16),ganti dengan yg baru.Setting kembali parameter di dalam servis menu. Jika led berwarna merah terus mati,kerusakan terjadi pada IC utama ( TDA 938psxxx ) atau kehilangan tegangan 3.3volt pada regulator,cek bagian power supply.
Jika berwarna hijau atau merah berkedip-kedip,ada kesalahan dalam IC memory.
ika led berwarna hijau selama 5-10 detik dan kembali merah,ada kegagalan pada bagian horisontal,periksa flyback ( cabut dan ukur dengan multimeter skala 10k pada kaki ground dan kaki yg menuju kolektor TR.output horisontal,jika bergerak meskipun sedikit berarti flyback sudah short.Juga periksa tegangan 180V untuk blok RGB,biasa terjadi kerusakan pada resistor pembatasnya .
Kesimpulan :
TV SHARP yang menggunakan IC utama seri TDA 938PSxxx,umumnya dan sering terjadi kerusakan pada : SOLDERAN YANG KURANG BAGUS, IC VERTIKAL, IC MEMORY,FLYBACK dan REGULATOR.
tips ini sudah saya praktekan di rumah pada Sharp TV 14″ Universe dan berhasil dengan sukses. Tambahan untuk TV Sharp model ini jika gambar vertikal tidak normal (blank atas dan bawah sekitar 10 cm)coba short pin 6 dan 7 IC Utama (mode service) dan setting ulang vertikalnya ujar bang zic.
Bagi yang awam yang ingin mencoba di rumah Hati-hati ke setrum! ingat di TV masih ada setrum sisa (1-5Kv) walupun colokan listrik TV sudah di lepas…

TENTANG PROTEKSI PADA TV SHARP (TDA93xx) DAN KODE KEDIP

--TDA938x-IX3410 (wonder), TDA938x-IX3386 (universe)--

Prakata: Di beberapa daerah, dan beberapa bengkel tv, sasis ini merupakan momoknya bengkel tv (selain sasisnya tv sanyo, tentunya). Dengan tujuan untuk berbagi ilmu dan berusaha mengurangi terjadinya aksi ganti mesin terhadap sasis ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan, dan menjadikan berkah dunia akherat, Aaaaaaaamiin.
-------------------------------------------
PROTEK/SENSOR PADA TV SHARP

Seingat penulis, sejak dulu, produk-produk tv sharp dilengkapi dengan sistem proteksi. Jika ditemukan kejanggalan/ketidaknormalan, tv akan protek dengan sendirinya (untuk keamanan perangkat/user). Dan sekarang ini, hampir semua tv ber-merk juga menggunakan sistem proteksi. Tetapi jika dibandingkan dengan proteksi kepunyaan tv sharp, nggak ada tandingannya. Oleh sebab itu, penulis tidak heran jika tv sharp menjadi momok bagi bengkel tv.
Hampir semua bagian/blok tv sharp dilengkapi dengan sensor protek dengan jenis dan metode yang berbeda-beda, antara lain :
Sensor Tegangan : v heater, B+ 115V, B+ vertikal, 12/16V dan tegangan-tegangan lainnya. Proteksi tegangan terdiri dari OverVoltage dan NoVoltage. Komponen yang dipakai untuk sensor tegangan biasanya menggunakan dioda (zener/dioda biasa--1N4148).
Sensor Output/input blok: output vertikal (Vertical Guard), H sync, dll. TV akan protek jika tidak ada output/signal atau tegangan output dalam bentuk DC.
Sensor Sync: walaupun jarang, proteksi ini biasanya sudah masuk di dalam IC jungle/chroma.
X-ray protection: menyensor tegangan ABL, berfungsi guna menyensor tegangan HV (karena ABL adalah minusnya HV).
dan yang terbaru, proteksi data digital. Karena rangkaian didesain sekompak/seringkas mungkin (dijadikan dalam 1 chip), maka sistem proteksi juga dimasukkan ke dalam IC tersebut. IC-ic tersebut akan mengirimkan data ke IC-program jika sistem (dalam ic tersebut) ada yang tidak beres, kemudian ic program akan memproteksi/mematikan perangkat tv.

BOOT UP DAN SELF TEST

Penulis akan mencoba menjelaskan urutan BootUp. BootUp adalah tahap-tahap beroperasinya tv, dari mati hingga beroperasi secara normal. Jangan heran jika sasis tv sharp yang memakai TDA93xx munculnya gambar agak lama...., karena ic programnya muter-muter dulu (kerennya SelfTest).
Tahap-tahap self test (mohon koreksinya) sebagai berikut :
Regulator beroperasi dengan baik--> adanya tegangan standby (3,3V), osilator kristal pada ic-program bekerja untuk memberi denyut/clock ic program.
Program reset, reset dikontrol oleh IC reset (PST573, pada goldstar/merk lain KIA70) , pada pin 60.
Setelah reset, program meload/membaca EEPROM (mengambil data servis). Jika gagal membaca/load --> protek.
Setelah membaca EEPROM, program akan mencoba untuk menghidupkan tv (power on), diawali dengan menghidupkan regulator ke posisi ON (B+ 115V penuh), diikuti dengan beroperasinya osc jungle (horisontal dan vertikal). Untuk sementara, sinyal video dalam keadaan MUTE.
Setelah trafo flyback bekerja, ic program (dengan bantuan zener, dioda-dioda), menyensor/mengecek tegangan-tegangan vital. Jika ditemukan ketidaknormalan, tv akan protek.
Proses pengecekan tegangan diikuti oleh pengecekan input/output amplifikasi (vertical out, X-ray, dll).
Tahap berikutnya adalah pengecekan sinyal/sync, sinyal video dimasukkan dan diproses (saat ini, output ke tabung/video drive masih di MUTE --> belum ada gambar/raster), tujuannya adalah mendeteksi dan memastikan bahwa osc hor dan vert tersinkronisasi oleh video/raster. Jika sync gagal, tv akan protek.
Pengecekan digital/data servis. Sebelumnya, tv dinyalakan berdasarkan setting yang tersimpan dalam data servis (EEPROM), jika data tidak bisa diset, tv akan protek. misalnya. pada data NICAM diset pada 1 (NICAM=1) padahal pada rangkaian/tv tidak terdapat rangkaian NICAM, tv akan protek. Tahap ini adalah tahap pengecekan data digital (internal).
Pengecekan digital eksternal (peripheral, diluar IC), program akan mengecek keberadaan peripheral/alat2 tambahan diluar IC melalui bus data (SDA dan SCL, menggunakan protokol I2C), kemudian mengeset peralatan-peralatan tersebut dengan data sesuai yang tersimpan dalam EEPROM. Pada sharp Wonder, peripheral/peralatan luar antara lain: Tuner (PLL), AN5891K (SoundProcessor) dan M52797SP (AV switch), jika komunikasi ke/dari perangkat2 luar tersebut gagal/terganggu, tv akan protek.
Setelah semuanya beres, sinyal video di UNMUTE (ditampilkan).
Selama beroperasi, ic program selalu memonitor semua pintu proteksi.

Untuk tahap 5 dan 6 diatas, menggunakan pin protek yaitu pin 8 (normalnya sekita 3,2v) pada IX3386 dan IX3410.
KODE KEDIP

Untuk mengetahui dimanakah error/protek tersebut terjadi, pabrik sharp melengkapi produk tvnya dengan kode kedip. Kode kedip bisa diketahui dari panjang/pendeknya dan jumlah kedipan lampu LED indikator. Daripada pusing mengukur panjang/pendeknya kedipan, lebih mudahnya dihitung saja jumlah kedipannya. Kode kedip ditunjukkan dengan cara:
Kode kedip menggunakan LED merah, kalo hijau yang berkedip mungkin bukan kode kedip.
Sebagai gambaran (gunakan imajinasimu), kode kedip 4 akan ditunjukkan sebagai berikut : lampu led menyala 4 kali (lamanya kira2 200ms setiap menyala kira kira empat detik), kemudian jeda/mati kira2 setengah detik (400ms) -- menyala/kedip lagi 4 kali --> jeda/mati kira2 setengah detik (400ms) --> kedip lagi 4 kali ........ begitu seterusnya.

Sedangkan jenis kode kedipnya beserta jenis kerusakannya sebagai berikut (berdasarkan pengalaman penulis), sebagai berikut :
Kedip 1 kali : bus data error mungkin disebabkan program gagal dalam membaca memory atau bus data (SDA, SCL).
Kedip 3 kali : Jungle (osc horisontal, vertikal), bisa juga disebabkan karena x-ray (ABL).
Kedip 4 kali : Sinkronisasi gagal, video/raster tidak terdeteksi, VIF. Switch AV perlu diperhatikan.
Kedip 6 kali : Internal peripheral, nicam, SIF. Disebabkan data service yang tidak sesuai.
Kedip 7 kali : internal setting, format signal, setting decoder. Disebabkan data service yang tidak sesuai.
Kedip 8 kali : Tuner (gagal mengeset frekuensi tuner atau tuner tidak terdeteksi), juga bisa disebabkan peripheral luar (misalnya AN5891K, M52797SP) karena bus terganggu.

catatan: untuk kedip 2 dan 5 (atau kedip lainnya), penulis belum pernah menjumpai (jika ada yang pernah menjumpai mohon kontribusinya).
TIPS PERBAIKAN SASIS INI

Jika tv dinyalakan langsung merah (tanpa kedip), cek trafo FB, tegangan-tegangan vital, R625 (SMD) nilainya 180K, dari jalur 180V.
Jika kedip 1 s/d 4, langkahnya : operasi semua solderan, kalo perlu disolder ulang. Lebih-lebih pada R dan C SMD dibawah ic Vertikal. Kalau belum manjur, ada komponen yang rusak seputar rangkaian Jungle, pin yang perlu dicek : pin 21 (Vdrive A), pin 22 (VdriveB), pin 33 beserta rangkaian hor drive. Tegangan-tegangan vital perlu juga dicek.
Jika kedip 4 keatas, masuk saja ke service mode. TV akan menyala dan sempat untuk mengecek tegangan-tegangan. Kalo perlu ubah setting service mode. (tulis dulu setting awalnya, sebelum melakukan perubahan).
Jika kode kedip berubah-ubah, misalnya ketika dinyalakan berkedip 8 kali trus dimatikan, dinyalakan lagi ternyata kedipnya berubah jadi 4 kali, yang perlu dicek adalah jalur bus data (SDA, SCL). Pada Wonder, cek dua zener 5V (D302, D303) lokasinya dekat dengan AN5891.
Sebelum berniat untuk menyolder, sebaiknya cek dulu data service modenya.
Dengan memahami tahapan Self Test, akan lebih mudah mengetahui letak kerusakannya

persamaan flyback pada horisontal

154-064P
154-177B
FCK-14B047
C _ 180v _ B+ _ Gnd _ 16v _ 24v _ 40v _ Abl _ Heater _ Afc

F 0101KM-SA
F 0141 PE-M
C _ B+ _ Gnd _ 24v _ 16v _ Afc _ 180v _ Gnd _ Heater _ Abl

K 148 TC
C – 180v _ B+ – Gnd _ Afc _ 16v _ Abl _ Heater _ Nc _ Nc

FCG 2045 BL
Afc – 16,5v _ Heater _ Boost-up _ B+83v _ Gnd _ Nc _ C _ Abl _ 175v _ 24v

FSA 16012M
DCF 2077A
DCF 1577
FSA 16012M
C – B+ – Afc _ Boost-up _ 16,5 _ Abl _ 25v _ Gnd _ 185v _Heater

JF 0501-1206
C _ B+ _ 180v _ 16v _ 25v _ Heater _ Gnd _ Abl _ Afc _ Nc

JF0601-19577 (polytron)
C_B+_gnd_200v_nc_Ht_nc_abl_+12_-12

FCK 14A006
FCM 2015HE
FCM 14A032
C _ B+ _ Abl _ 24v _ Heater _ 16v _ 180v _ Gnd _ Nc _ Abl

FCM-20B061N (polytron)
c_B+_gnd_185_nc_Ht_Nc_abl_+12_-12

FUY-20C009 (akari)
C_180_B+_gnd_nc_24_nc_abl_Ht_afc

BSC 65A
C _ B+ _ 190v _ Gnd _ Nc _ Nc _ 14,5v _ Abl _ Heater _ Afc

154 – 132A
154 – 132C
C _ 40v _ 16,5 _ Heater _ Gnd _ B+ _ 180v _ Gnd _ Abl _40v

FCK 1411 L 01
FCM 14A025
C _ Boost-up _ Abl _ B+ _ Gnd _ 180v _ 24V _ Heater _ Afc _ 16,5v

154 189H
154 277C
FCM 20B027
C _ B+ _ 180v _ 16v _ 24v _ Heater _ Gnd _ Abl _ Afc _ Nc

MC – FBC-015
LCE CF0854
C _ B+ _ Gnd _ Afc _ 185 _ Heater _ 25 _ 15 _ Gnd _ Abl

FSV – 20A001
FCK – 14A033
FSV – 14A001
C _ B+125v _ Abl _ Nc _ Gnd _ 185 _ 46 _ Heater _ Nc _ 16,5

FTK-14A004P (samsung)
C_B+125v_ABL_ Nc_ Gnd_ 180v_24v_Ht_afc_16,5

8-598-858–00
8-598-811
C _ B+135v _ 200v _ Heater _ Gnd _ -16,5(vertkl) _ Gnd(vertkl) _ +16,5(vertkl) _ Nc _ Abl

TFB 4125 DY (thosiba)
TFB 4125 HY
C _ B+ _ 180 _ Gnd _ Nc _ 26v _ 12v _ Abl _ Heater _ Afc

BSC 22-01-06
BSC 25-48
BSC 25-4803
BSC 24-01N362
C _ B+ _ Nc _ afc _ gnd _ Heater _abl _ nc

BSC 24-01N4014K
BSC 25-T1010A
BSC 25-09N21A
BSC 25-05N2110A
BSC 25-09N20E
Tep _ C _ Tep _ B+ _ Tep _ Tep _ gnd _ Heater _ abl _ 180v
DCF 2217J

C _ B+ _ afc _ boost-up _ 16,5 _ 24 _ abl _ gnd _ 200v _ heater

PROTEKSI TV WARNA

PROTEKSI TV WARNA
Pada bagian ini hanya
mengulas lebih jauh tentang
proteksi Over Voltage dan No
Voltage, untuk proteksi suhu
dan sinkronisasi tidak diulas
karena umumnya sudah
masuk dalam komponen aktif.
Sedangkan ulasan tentang
pintu-pintu/port/pin dan logika
proteksinya sebagai berikut :

1. Memanfaatkan Pin/kaki IC
program
Seperti telah diketahui
sebelumnya bahwa IC
program merupakan ‘otak’
dari perangkat TV maka cara
termudah yaitu dengan
memanfaatkan pin/port ic
program untuk sensor
proteksi. Keuntungan lain dari
penggunaan pin/port adalah
dimungkinkannya membuat
suatu prosedur debugging dan
self test (menampilkan kode
kedip jika error).
Pada kondisi normal, pin/port
tersebut pada umumnya
berlogika 1 (tegangan pada
port/pin mendekati VCC/VDD
IC program) dan untuk
menjamin tegangan pada pin/
port tersebut selalu pada
logika 1 dipasanglah R pull up
(pada sharp xpression
menggunakan 100K). Ketika
terdeteksi menurunnya
tegangan pada pin/port ini,
maka cpu/IC program akan
menjalankan prosedur
proteksi (mematikan
perangkat, umumnya
mematikan osilator
horisontal).

Karena secara normalnya
berlogika 1 (High), maka
output dari detektor No
Voltage dapat langsung
dihubungkan ke pin/port
tersebut. Sedangkan untuk
mendukung deteksi Over
Voltage pada pin/port yang
sama, maka output dari
detektor Over Voltage
tersebut harus ‘dibalik’
terlebih dahulu, umumnya
menggunakan rangkaian 1
transistor yang disusun
menjadi gerbang NOT (jika
input=Hi maka output=Lo dan
sebaliknya). Rangkaian
gerbang ini mutlak diperlukan
karena detektor Over Voltage
menghasilkan tegangan jika
terdeteksi tegangan lebih
(berlawanan dengan detektor
No Voltage).

2. Memanfaatkan Pin/kaki EHT
protection pada IC jungle/
osilator
Tidak seperti pin/port ic
program, pin/kaki EHT secara
umum normalnya berlogika 0
(Low, tegangan 0V atau
beberapa volt saja). Tidak
semua type IC selalu
menggunakan 0V ketika
normalnya, banyak juga tipe
IC yang secara normalnya
menggunakan volt/tegangan
tertentu (tegangan ambang
proteksi). Jumlah tegangan
ambang proteksi tergantung
type IC yang dipakai. Tetapi
pada dasarnya sama, yaitu
jika terdeteksi naiknya
tegangan yang mencapai
ambang proteksi pada pin/
kaki tersebut maka IC jungle/
osilator segera mematikan/
men-disable pulsa horisontal
(H-OUT). Hampir semua jenis
ic jungle/osilator dilengkapi
dengan fasilitas ini.
Karena secara normalnya
berlogika 0, maka pin/kaki
EHT protection ini sangat
efektif untuk proteksi X-ray
dan Over Voltage. Proteksi
yang menggunakan pin/kaki
ini umumnya menyensor
tegangan heater, tegangan
ABL, atau tegangan-tegangan
lain yang berasal dari
sekunder TFB.

3. Memanfaatkan pin/kaki/
kontrol standby pada smps/ac-
matic
Model ini dapat ditemukan
pada TV model jadul, desain
dan proses servis menjadi
agak rumit karena langsung
mengontrol output dari smps/
ac-matic. Sebagai contoh pada
national/panasonic yang
memakai AN5601K dan
STR-51213. Pin5 dari STR51213
merupakan kontrol standby
(on/off) power supply,
rangkaian proteksinya
‘ disisipkan’ pada blok kontrol
standby tersebut.
Protek atau Standby
Kondisi TV standby secara
umum cirinya adalah TFB atau
horisontal tidak bekerja,
tegangan-tegangan sekunder
tidak ada (tegangan B+,
tegangan ke tuner/peripheral
dan tegangan sekunder lain)
dan masih ada tegangan untuk
IC program atau sering
disebut V_STANDBY. Untuk
menghasilkan tegangan
V_STANDBY pada TV model
jadul sering menggunakan
trafo tersendiri atau
‘ mengambil’ dari AC_IN 220V
dengan resistor, tetapi pada
model-model yang lebih baru
cenderung menggunakan
smps/ac-matic yang ‘jadi satu’
dan dapat dikontrol on/off-
nya. Tujuannya tak lain adalah
guna mendukung power
saving (ngirit setrum).
Berdasarkan sistem proteksi
yang secara urut prosesnya
adalah TV keadaan standby,
kemudian di-onkan oleh ic
program, menyala beberapa
saat, kemudian terdeteksi
adanya ketidak beresan,
akhirnya IC program kembali
men-standby TV (menjalankan
prosedur proteksi).
Kondisi standby dikontrol oleh
ic program. Sedangkan syarat
IC program bisa mengontrol,
IC program harus sudah
running/berjalan/aktif.
Sedangkan syarat IC program
running/aktif harus dalam
kondisi normal, ada VCC
standby, melalui proses reset
dan mempunyai denyut/clock.
Jadi kesimpulannya, kondisi
standby tidak selalu
disebabkan oleh protek.
Sedangkan protek selalu
mengakibatkan standby.
Identifikasi Jalur Proteksi
Dalam proses servis,
identifikasi jalur proteksi
dimaksudkan untuk
‘ melumpuhkan’ sementara
proteksi dari perangkat TV
yang sudah dilengkapi dengan
proteksi. Jika proteksi tidak
dilumpuhkan, proses servis
menjadi lebih lama karena TV
akan selalu kembali ke kondisi
standby.

Jalur proteksi dapat
diidentifikasi dengan cara
sebagai berikut :

1. Cari jalur-jalur tegangan
sekunder vital, misalnya,
tegangan untuk vertikal,
tegangan heater, tegangan
RGB out (180V) dll. Tidak
jarang juga pada tegangan
hasil penyearahan dari sistem
output amplifikasi, misalnya
output vertikal (pump-out),
pulsa-pulsa ini diubah
tegangannya menjadi DC lalu
besar tegangan DC-nya
disensor (misalnya pada
polytron/digitec).

2. Pada umumnya jalur jalur
tersebut disensor dengan
menggunakan dioda (skema
rangkaian pada bagian 1
artikel ini). Utamakan cari
yang berjenis detektor No
Voltage.

3. Tiap-tiap output dari
detektor No Voltage tersebut
bertemu dalam satu jalur,
jalur inilah yang dinamakan
jalur proteksi.

4. Untuk menentukan jenis
kondisi normalnya, carilah
resistor pull_up (resistor yang
dihubungkan menuju ke titik/
jalur VCC/tegangan) atau
pull_down (resistor yang
dihubungkan menuju ke titik/
jalur GND) pada jalur proteksi
tersebut. Jika ditemukan
resistor pull_up pada jalur
proteksi tersebut berarti
kondisi normalnya berlogika 1
(high, tegangan mendekati
VCC, jika drop/turun akan
protek) dan sebaliknya jika
ditemukan resistor pull_down.
Prosedur Proteksi oleh IC
Program
Ketika IC program mendeteksi
adanya ketidak normalan
pada pin proteknya, IC
program segera menjalankan
prosedur proteksi yang secara
umum langsung mematikan/
men-standby perangkat tv
(metode mematikan diulas di
bagian 1 artikel ini).

Pada beberapa merk,
misalnya pada Sharp universe/
wonder, prosedur proteksi
diawali dengan mematikan/
men-standby perangkat TV,
kemudian IC program
memberikan kode kesalahan
berupa kode kedip dengan
jumlah kedipan tertentu
tergantung jenis proteksinya
(baca proteksi dan kode kedip
TV sharp).

Tips perbaikan

* Cari/identifikasi jalur
proteksi terlebih dahulu.

* Cari/Identifikasi jenis logika
proteksi (apakah pull_up atau
pull_down).

* Jika sudah ditemukan jalur
proteksinya, lumpuhkan
proteksi SATU PERSATU,
jangan melumpuhkan
langsung pada pin/port/pintu-
pintu proteksi (misalnya pada
sasis sharp wonder/universe
dengan melepas jumper 223).
Karena jika melumpuhkan
pada port/pintu/pin proteksi,
lokasi penyebab protek akan
sulit ditemukan, dengan kata
lain pelumpuhan total.
Pelumpuhan total ini hanya
efektif untuk ‘melihat’
kerusakan yang tampil
dilayar.

* Sedangkan maksud dari
melumpuhkan satu persatu
adalah melumpuhkan satu
titik proteksi, lalu dicoba
dinyalakan, jika masih protek
berarti bukan blok tersebut
yang rusak, kemudian
sambung lagi proteksinya.
Langkah ini berlaku untuk
semua titik-titik yang disensor.

* Cara melumpuhkannya
dengan melepas hubungan
output sensor proteksi
(melepas salah satu kaki
dioda/zener atau melepas
dioda protek).

* Jika jenis proteksinya
merupakan deteksi tegangan,
bukan detektor No Voltage,
bukan juga deteksi Over
Voltage dan tidak
ditemukannya resistor
pull_up/pull_down, maka
untuk melumpuhkannya
dengan memberi tambahan
resistor pull_up bernilai
sekitar 4K7 menuju ke
V_STANDBY. Untuk pull_down
tinggal kebalikannya (pull/
tarik ke GND). Contoh jenis ini
adalah polytron/digitec yang
menyensor tegangan DC hasil
penyearahan vertical out
(pump_out).

* Terakhir, perbaiki satu
bagian yang bermasalah
tersebut, coba pasang kembali
proteksinya dan nyalakan TV.
Pelajaran Berharga
Perbaikan perangkat TV yang
sudah dilengkapi dengan
proteksi sebenarnya tidak
’ seseram’ yang dibayangkan.
Dengan adanya proteksi
sebenarnya sangat membantu
dalam mencari biang kerok
kerusakannya, karena pada
dasarnya proteksi dipasang
hampir pada semua bagian/
blok dari perangkat TV. Atau
dengan kata lain, tiap-tiap
blok sudah terlindungi oleh
sistem proteksi, jika ada
kerusakan jarang sekali
merembet. Sistem proteksi
‘sering’ dijumpai pada TV yang
bermerk dan anehnya, TV
yang bermerk menjadi ‘arena’
ganti mesin, padahal ‘otaknya’
masih norma

Jumat, 04 Februari 2011

ar risalah

Sesungguhnya, tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, melainkan pasti Allah akan menggantikan dengan sesuatu yang lebih baik (HR Ahmad).